
Tentang Nutrigenomik, Ketika Nutrisi dan Genetik Saling Bersinggungan
Apa yang ada di benak Anda ketika membaca istilah nutrigenomik? Kelihatannya seperti hal yang cukup menarik, bukan? Nutrigenomik adalah bidang yang sedang naik daun dan populer dibicarakan saat ini. Bidang ini berbicara tentang pengujian genetik untuk menentukan interaksi antara gen, nutrisi dan kesehatan. Semua informasi yang diperoleh dalam penelitian akan digunakan untuk membantu menentukan diet ideal untuk setiap individu.
Selama ini mungkin Anda cukup mengenal aneka diet yang populer seperti diet Paleo, diet rendah karbohidrat (low carbs), diet Dukan, diet Atkins, diet keto, diet mediterania dan lain sebagainya. Berapa di antaranya yang pernah Anda coba, dan bagaimana hasilnya? Sebagian orang termasuk Anda mungkin tidak mendapatkan hasil yang memuaskan seperti yang dilakukan orang lain ketika mencoba jenis-jenis diet yang populer. Untuk itu, nutrigenomik ke depannya diharapkan dapat menjadi solusi diet personal dan dapat memberikan hasil memuaskan sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing orang.
Nutrigenomik dan nutrigenetika

Orang seringkali tertukar ketika menggunakan istilah nutrigenomik dan nutrigenetika, di mana keduanya sama-sama berada di bawah payung genomik nutrisi dan membahas diet genetik. Nutrigenomik lebih sering dikaitkan dengan penggunaan sarana molekuler dalam menilai bagaimana senyawa makanan mempengaruhi DNA, mengubah struktur dan ekspresi gen (fenotipe), yang pada akhirnya berkontribusi pada predisposisi penyakit. Sederhananya, nutrigenomik melihat apakah efek nutrisi pada gen dan hubungannya dengan genom.
Sedangkan nutrigenetika meneliti respon fenotipe yang berbeda terhadap diet, seperti kadar glukosa, berat badan, atau kolesterol plasma yang bergantung pada komposisi genetik individu, asupan makanan dan kondisi kesehatan.
Awal mula berkembangnya nutrigenomik

Peluncuran Human Genome Project pada tahun 1990-an yang memetakan DNA manusia, menjadi awal dan membuka jalan bagi nutrigenomik di era modern ini. Ratusan penelitian dikembangkan setelah Human Genome Project diluncurkan untuk meneliti pengaruh gen pada respon tubuh terhadap diet dan sebaliknya.
Tentunya kita harus berterima kasih pada Archibald Garrod, seorang dokter dari Inggris yang pada awal abad ke-20 berhasil menemukan hubungan antara nutrisi, genetika dan fenotipe. Di sinilah kemudian penelitian nutrigenomik semakin berkembang.
Meskipun hingga saat ini nutrigenomik belum membuahkan hasil yang besar, bidang yang baru lahir ini bergerak cepat dengan potensi untuk menemukan pendekatan nutrisi yang disesuaikan pada setiap individu. Di sisi lain, nutrigenomik menimbulkan tantangan etika dan peraturan tersendiri, terutama ketika ada potensi penyalahgunaan data pribadi.
Oleh karena itu, seiring perkembangannya, pemerintah, ahli gizi, ahli diet dan dokter hingga ilmuwan harus terlibat dalam pembahasan topik ini, sehingga nutrigenomik benar-benar dapat efektif membantu mereka yang membutuhkan diet khusus sesuai dengan kondisi tubuh. Misalnya ketika pasien memiliki kondisi diabetes, obesitas, kanker, atau kondisi lain yang membutuhkan diet khusus untuk menjaga kesehatannya.
Cara kerja dan tes nutrigenomik

Nutrigenomik membawa gagasan diet selangkah lebih maju terutama dalam kaitannya dengan kondisi kesehatan. Nutrigenomik melihat bagaimana gen berinteraksi dengan makanan yang Anda makan, karena nutrisi dapat memberikan manfaat atau justru tidak menguntungkan bagi gen.
Seperti halnya remote control, makanan yang Anda makan akan mengirimkan sinyal genetik yang dapat berubah menjadi protein, gen, dan modifikasi metabolit yang berbeda. Singkatnya, aksioma nutrigenomik berkaitan dengan pengaruh unsur-unsur makanan pada genom yang lahir dari kebutuhan untuk bergerak melampaui epidemiologi dan fisiologi ke genetika dan biologi molekuler.
Untuk mengevaluasi hubungan antara gen, nutrisi dan kondisi kesehatan, Anda akan diminta melakukan tes sederhana dengan cara mengumpulkan sampel DNA yang diperoleh lewat air liur (saliva). Air liur yang diperoleh dari dalam mulut mengandung sel-sel DNA sama seperti darah, namun bedanya Anda tak perlu merasakan tusukan jarum seperti saat menjalani tes darah. Metode non invasif ini cukup mudah dan tidak menyebabkan rasa sakit pada pengambilan sampelnya.
Sampel saliva tersebut kemudian akan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis. Analisis sampel mungkin akan memakan waktu sekitar 3-4 minggu, Anda harus cukup bersabar hingga hasilnya keluar.
Manfaat nutrigenomik

Setiap orang ingin memahami kebutuhan tubuhnya. Tes nutrigenomik dapat membantu mengetahui kebutuhan setiap manusia yang peduli dan proaktif akan kondisi kesehatannya. Tes ini dapat membantu pasien memahami kondisi tubuh saat ini dan memilih makanan serta menentukan cara pengolahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Dengan mendapatkan tes nutrigenomik, praktisi kesehatan juga dapat menemukan pola makan dan menu yang mungkin tidak memberikan manfaat bagi tubuh Anda. Misalnya ketika gen di dalam tubuh tidak dapat beradaptasi dengan diet vegan atau diet keto, maka Anda akan disarankan menjalani diet lainnya.
Tes nutrigenomik juga dapat mengungkap sumber nutrisi makro dan mikro terbaik untuk Anda. Tes ini dapat mengetahui apakah asam lemak omega-3 dari sumber nabati atau hewani yang terbaik bagi tubuh Anda.
Dalam perkembangannya ada beberapa kategori kesehatan yang dapat dianalisis dengan tes nutrigenomik, di antaranya:
- Kesehatan secara umum
- Autoimun atau peradangan
- Rasa sakit yang kronis
- Neurologis/psikologis
- Neurotransmitter
- Gastrointestinal
- Pasca gegar otak
- Penambahan atau penurunan berat badan
- Diabetes
Meskipun ratusan penelitian nutrigenomik telah dilakukan, namun bidang ini masih relatif baru dan masih ada banyak yang harus dipelajari dan dikembangkan. Berbicara soal genetika sama halnya seperti memecahkan teka-teki yang mungkin tidak sama jawaban antara satu orang dengan orang yang lain.
BACA JUGA: Mengenal NIPT Test, Metode untuk Mengetahui Kondisi Janin Sejak Dini
Diharapkan rekomendasi dari pengujian genom tidak akan menjadi satu-satunya kriteria yang digunakan dalam membuat rekomendasi pola diet dan pemilihan menu makanan. Gaya hidup, riwayat kesehatan, status kesehatan, identitas budaya, preferensi pribadi, serta kemauan pasien untuk berubah tetap perlu dipertimbangkan untuk memberikan hasil maksimal sesuai yang diinginkan. Bagaimana, apakah Anda juga tertarik mencoba tes nutrigenomik?
Sumber:
- https://www.nutritionsociety.org/blog/nutrigenomics-basics
- https://www.healthline.com/health/food-nutrition/nutrigenomics-might-be-the-future-of-how-you-eat
- https://www.mindbodygreen.com/articles/nutrigenomics/
Jatuh cinta pada dunia tulis menulis sejak duduk di bangku SD, menempuh pendidikan di FISIP Ilmu Komunikasi dan di tahun 2009 terjun ke dunia jurnalisme online. Bersemboyan “eat-pray-workout” dan berharap bisa selalu menginspirasi lewat karya tulisan.